Minum Obat saat Jalani Puasa Ramadan, Ini Hal yang Harus Diketahui

Jpslot123.comPada saat menjalani puasa di bulan Ramadan, terdapat perubahan yang mungkin dialami seseorang terutama yang sedang mengonsumsi obat. Oleh karena itu, terdapat hal yang harus dilakukan untuk mensiasati konsumsi obat di bulan Ramadan ini.

Menjalankan puasa di bulan Ramadan tentu turut memengaruhi orang-orang yang sedang menjalani pengobatan. Biasanya, hal yang sering mereka tanyakan adalah cara minum obat saat puasa.

Pakar farmasi dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Suaif S Farm Apt pun membenarkan bahwa jadwal minum obat mau tidak mau harus berubah saat bulan Ramadan bagi pasien atau orang-orang yang sedang sakit tapi tetap ingin berpuasa.

“Obat hanya bisa diminum selepas buka puasa sampai sahur,” kata Suaif pada Talkshow Keluarga Sehat ‘Penggunaan Obat Saat Puasa’ oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) belum lama ini.

Menurut Suaif, hal ini perlu dilakukan demi tujuan pengobatan tetap tercapai,”Masyarakat perlu mengatur kembali pola penggunaan obat saat puasa sehingga tujuan pengobatannya bisa tercapai,”

Lebih lanjut dikatakan Suaif, tidak semua obat dapat membatalkan puasa. Ada obat-obat yang bisa membatalkan puasa dan tidak.

“Obat yang diserap melalui kulit, salep, gel, dan obat yang diselipkan di bawah lidah itu tidak membatalkan puasa. Itu enggak masuk lewat kerongkongan, jadi, enggak bikin batal,” ujar Suaif.

Tak hanya itu, obat yang disuntikkan melalui kulit, otot, sendi, dan interva juga tidak membatalkan puasa di bulan Ramadan.

BACA JUGA:

“Kecuali obat yang disuntikkan itu isinya pemberian makanan,” ujarnya.

Suaif lalu membahkan bahwa obat tetes mata, hidung, telinga, dan obat kumur pun aman digunakan saat puasa selama tidak tertelan.

Suaif menjelaskan penggunaan obat selama bulan puasa. Akibat waktu minum obat yang terbatas, pasien harus pintar-pintar mengatur jadwal minum obat.

Suaif menjabarkan cara minum obat saat puasa di bulan Ramadan yang bisa dilakukan. Apabila ketentuan obat hanya diminum dua kali sehari, maka dapat diminum saat sahur dan berbuka.

Namun, untuk yang tiga kali sehari atau lebih lantaran pagi dan siangnya enggak bisa, Suaif menyarankan untuk mengonsultasikan ke dokter. Apakah ada obat alternatif yang bisa dikonsumsi sekali atau dua kali sehari saja. Apabila tidak ada alternatif lain, Suaif menyarankan untuk meminum obat saat berbuka puasa, menjelang tidur dan sahur.

Jarak Ideal Minum Obat

Keterbatasan waktu membuat jarak penggunaan obat yang biasa dibagi interval dari 24 jam berubah menjadi hanya 11 jam.

Suaif menjelaskan bahwa memang ada obat yang bisa dekatkan jarak penggunaannya, ada juga yang tidak.

“Obat itu kan seperti dua sisi mata uang. Satu sisi mengobati, satu sisi toksik untuk tubuh. Dokter yang mengerti tentang itu. Jadi, kalau memang dibolehkan oleh dokternya untuk minum (dengan jadwal seperti itu) silakan,” katanya.

BACA JUGA:

Apabila terlewat, Suaif menekankan untuk tidak menggabungkan dua obat menjadi satu di jadwal berikutnya.

“Kalau terlewat, di jadwal berikutnya tetap satu tablet. Jangan digabung menjadi dua tablet,” ujarnya.

Jika dengan berpuasa kondisi pasien menjadi lebih parah, Suaif menyarankan untuk tidak berpuasa dahulu.

Suaif menekankan untuk tidak membuat keputusan tanpa dokter. Dosis yang tidak sesuai anjuran bisa menimbulkan risiko berbahaya

Suaif menjelaskan bahwa ada dua jenis obat, yakni yang dikonsumsi sebelum makan dan setelah makan. Untuk obat sebelum makan, dia menyarankan untuk berikan jarak antara meminum obat dan makan besar.

“Kalau pakai obat sebelum makan berarti harus dalam kondisi perut kosong. Baiknya, minum obat 30 menit sebelum makan, baik sahur maupun berbuka. Jangan minum obat terus langsung makan,” ujar Suaif.

Sebelum minum obat saat berbuka, disarankan untuk makan sedikit kurma terlebih dahulu agar perut tidak benar-benar kosong.

“Kalau benar-benar kosong kan nggak enak, Harus diisi sedikit, tetapi jangan makan besar,” ujarnya.

Untuk obat yang diminum tengah malam, paling tidak perut terisi oleh makanan kecil seperti biskuit, kemudian baru konsumsi obat.

“Kalau mau makan berat boleh, kalau nggak juga enggak apa-apa. Yang penting jangan terlalu kosong,” dia menjelaskan.

Bagikan:

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.